Rabu, 01 Desember 2010

Sekolah Bertaraf Internasional di Wilayah Perbatasan

Sekolah Bertaraf Internasional di Wilayah Perbatasan

Sahril ,anggota Himpunan Pelajar Mahasiswa Sebatik (HIPMAS)

Kurangnya perhatian pemerintah pusat terhadap wilayah perbatasan memberikan masalah-masalah yang kompleks diwilayah perbatasan, wilayah perbatasan yang diharapkan mampu menjadi “Beranda depan” Negara Kesatuan Republik Indonesia masih jauh tertinggal dibanding dengan wilayah perbatasan Negara tetangga, hal ini mengakibatkan terjadinya kesenjangan-kesenjangan yang mencolok dengan wilayah perbatasan Negara tetangga.

Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat wilayah perbatasan sehingga tidak mampu mengelola dengan baik sumber daya alam yang ada hal ini berdampak pada kurangnya tingkat kesejahtraan masyarakat wilayah perbatasan

Adanya Badan Pengelolaan Kawasan Perbatasan Pedalaman dan Daerah Terpencil provinsi Kalimantan Timur memberikan angin segar bagi masyarakat wilayah perbatasan Kalimantan Timur, dengan adanya perhatian lebih dari pemprov menjadikan wilayah perbatasan sebagai kawasan grand strategy pembangunan Kaltim

Salah satu implementasi dari grand strategy itu adalah peningkatan sumber daya manusia, yang diwujudkan dengan meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana dibidang pendidikan diwilayah perbatasan, yakni dengan perbaikan gedung-gedung sekolah yang telah ada, penambahan fasilitas sekolah dan guru serta peningkatan kualitas guru yang telah ada melalui pelatihan-pelatihan maupun beasiswa pendidikan. .

Sekolah Bertaraf Internasional diperbatasan
Ketertinggalan pendidikan Indonesia dibandingkan negara-negara lain merupakan momok yang membuat wakil pemerintah tidak bisa berdiri tegak di forum-forum internasional, hal ini rentan sekali terjadi diwilayah perbatasan mengingat bahwa sekolah-sekolah yang ada diwilayah perbatasan masih jauh tertinggal dibandingkan dengan wilayah perbatasan Negara tetangga, pada Renstra Mendiknas 2005-2009 Ada 3 hal pokok yang dijadikan sebagai rencana strategis pendidikan menengah di Indonesia yakni, akses sekolah, sekolah berbasis keunggulan lokal dan sekolah nasional bertaraf internasional.
Pencapain Sekolah-sekolah Bertaraf Internasional hanya mencakup wilayah-wilayah perkotaan, sedangkan wilayah perbatasan belum tersentuh sama sekali, hal ini perlu mendapat perhatian penuh oleh pemerintah pusat maupun daerah agar kedepanya wilayah perbatasan mendapatkan prioritas untuk dijadikan target pencapain Sekolah Bertaraf Internasional
Sekolah Bertaraf Internasional dapat menjadi solusi dalam peningkatan sumber daya manusia diwilayah perbatasan, tapi hal ini tidak semudah membalikkan telapak tangan, Seperti dijelaskan dalam ”Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2007”, bahwa Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional merupakan ”Sekolah/Madrasah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan (SNP)
Yang menjadi permasalahan sekarang adalah masih banyak sekolah diwilayah perbatasan kaltim yang belum memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) sehingga tidak ada sekolah yang ada diwilayah perbatasan yang dapat dijadikan Sekolah Bertaraf internasional, Untuk mewujudkan sekolah bertaraf internasional diwilayah perbatasan maka sekolah diperbatasan haruslah terakreditasi A secara nasional, menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dengan sistem kredit semester (SKS), sistem akademik berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dan muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari mata pelajaran yang sama pada sekolah unggul negara OECD.
Selain memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) khusus pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah bertaraf internasional,standar nasional kepala sekolah dan pendidikan, juga memenuhi standar (indikator kinerja kunci) tambahan, antara lain : untuk kepala sekolah di sekolah bertaraf internasional harus berpendidikan minimal S2 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A dan telah menempuh pelatihan kepala sekolah dari lembaga pelatihan kepala sekolah yang diakui oleh pemerintah, mampu berbahasa Inggris secara aktif, dan memiliki visi internasional. Sedangkan untuk guru di sekolah bertaraf internasional, minimal 10% berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A untuk SD/MI, minimal 20% berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A untuk SMP/MTs, minimal 30% berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A untuk SMA/SMK/MA/MAK, mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dan mampu mengampu pembelajaran kelompok sains, matematika, dan inti kejuruan dengan berbahasa Inggris.

Salah satu cara untuk mengupayakan agar sekolah (SD, SMP, SMA dan SMK) di wilayah perbatasan KALTIM agar dapat memenuhi kriteria Menjadi Sekolah Bertaraf Internasional maka pemprov KALTIM perlu melakukan tersebut di bawah ini:

1. Memberikan prioritas pembangunan Sarana dan Prasarana sekolah-sekolah yang ada diwilayah perbatasan
2. Peningkatan mutu tenaga kependidikan diwilayah perbatasan dengan sertifikasi dan beasiswa untuk guru wilayah perbatasan guna melanjutkan pendidikanya kejenjang yang lebih tinggi
3. Menjadikan Sekolah-sekolah yang ada diwilayah perbatasan sebagai target untuk dijadikan Sekolah Bertaraf Internasional
4. Mensinergiskan kerja Badan Pengelolaan Kawasan Perbatasan Pedalaman dan Daerah Terpencil dengan Dinas pendidikan provinsi Kalimantan Timur dalam bidang pendidikan

Selain daripada itu harus ada singkronisasi program kerja antara pusat dan daerah, disinilah diharapkan Badan Pengelolaan Kawasan Perbatasan Pedalaman dan Daerah Terpencil provinsi Kalimantan Timur dapat berperan penting memberikan masukan kepada pemerintah pusat sehingga ada keterpaduan antara pemerintah pusat dan daerah dalam pengelolaan wilayah perbatasan.

Dengan adanya Sekolah Bertaraf Internasional diwilayah perbatasan akan menghasilkan lulusan yang berkelas nasional dan internasional yang berdampak pada peningkatan sumber daya manusia yang memiliki daya saing internasional sehingga tidak tertinggal lagi dengan negara tetangga, Dengan demikian impian untuk mewujudkan wilayah perbatasan sebagai ”Beranda Depan” Negara Kesatuan Republik Indonesia Dapat Terwujud. ***(sahril, HIMPMAS Samarinda)

1 komentar:

  1. saya sepakat apa sodara sahril katakan untuk pengembangan wilayah perbantasan....sebagai beranda depan...

    karna selama ini pemerintah daerah kurang memperhatikan wilayah perbatasan maka dari itu saya sepakat agar pemerintah agar serius memperhatikan daerah perbatasan khususnya di bidang pendidikan agar SDM dpat lbih maju & mampu bersaing....

    di samping itu juga pendidikan dapat mengurangi gejalah sosial yang ada dalam suatu masyarakat...

    asumsi dasarnya, bagi saya:

    semakin tingginya pendidikan seseorang semakin mempermudah untuk mendapatkan kesempatan di dunia pekerjaan dan semakin mudah untuk menyelesaikan masalah yang di hadapinya dengan penyelesaian secara akademisi....

    mengapa saya katakan dapat mengurangi gejala sosial dalam suatu masyarakat karna semakin tingginya seseorang dalam mengenyam di dunia pendidikan sedikit sekali peluang untuk melakukan hal-hal yang dapat merusak IMEGnya sendiri...

    dalam artian yang harus di perhatikan dalam dunia pendidikan:
    1. fasilitas yang mendukung sesuai perkembangan zaman agar tercipta kenyamanan dalam proses belajar mengajar dengan baik..
    2. guru/dosen di harapkan terampil,kreatif,inovatif dalam proses belajar mengajar
    3. murid agar di beri pembekalan, pelatihan, kesempatan dan di tanamkam jiwa jiwa entrepreneurship
    4.dll.....

    BalasHapus

anak sebatik, hipmas, sebatik, nunukan, indonesia, ambalat